Sukses

Gua Batu Cermin, Potret Kekayaan Alam Labuan Bajo

Tak hanya terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya yang indah, Labuan Bajo juga memiliki objek wisata gua khas pesisir.

Liputan6.com, Jakarta Labuan Bajo ternyata tidak hanya menyimpan panorama pemandangan matahari terbenam yang eksotik. Di kawasan ini juga terdapat gua-gua khas pesisir yang terbentuk jauh ribuan tahun lalu. Salah satunya adalah Gua Batu Cermin.

Saat memasuki area gua, pengunjung seperti disambut oleh gapura yang terbentuk secara alami dari pohon bambu yang meranggas. Tiba di pintu gua, dinding batu setinggi sekitar 70 meter menyambut. Untungnya di dalam gua sudah dilengkapi dengan tangga, sehingga bisa memudahkan para pengunjung yang ingin melihat bagian atas gua.

Secara administrasi, Gua Batu Cermin berlokasi di Kampung Wae Kesambi, Kabupetan Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Lokasinya yang tidak jauh dari Labuan Bajo, sekitar setengah jam menggunakan perjalanan darat, membuat gua ini kerap dikunjungi wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Jalan setapak menuju pintu masuk Gua Batu Cermin yang dipenuhi tanaman bambu.

Gonzales, salah seorang pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) chapter NTT kepada Liputan6.com, Jumat (20/11/2015) menuturkan Gua Batu Cermin awalnya ditemukan oleh arkeolog Belanda bernama Theodore Verhoven pada 1951. Pada tahun itulah gua mulai diperkenalkan secara luas.

Gua Batu Cermin ditemukan pertama kali oleh arkeolog Belanda pada 1951.

“Gua ini sebenarnya sudah ada jauh sebelum tahun ditemukannya, bahkan sempat menjadi tempat tinggal. Namun baru dipromosikan sebagai destinasi wisata saat tahun 1951,” ucap Gonzales.

Gua Batu Cermin berlokasi di Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Dari namanya, wisatawan yang datang tentu akan membayangkan gua dengan bebatuan yang berkilauan. Namun ekspektasi wisatawan tak sepenuhnya benar. Gua yang memiliki luas sekitar 19 hektar dengan tinggi bebatuan mencapai 75 meter dan panjang hingga 40 meter ini ternyata sama seperti gua pesisir pada umumnya, yaitu hanya dipenuhi stalagtit dan stalagmit.

Gua Batu Cermin memiliki panjang 40 meter di dalam area seluas 19 hektar.

“Nama ‘Batu Cermin’ ini dipakai karena saat sedang musim kemarau di sini, sinar matahari yang masuk melalui celah-celah dinding gua akan memantulkan cahayanya di dinding batu, sehingga memantulkan cahaya kecil ke area lain, maka dari itu namanya Gua Batu Cermin, karena seperti memantul bagaikan cermin begitu,” tutur Gonzales menjelaskan.**

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.