Sukses

Wisata Njlamprong ala Gunungkidul

Perpaduan wisata Gua dan Agro wisata di Gunungkidul ini menarik untuk dilirik

Liputan6.com, Yogyakarta Kabupaten Gunungkidul memang sedang menanjak dalam poternsi wisatanya. Terutama potensi wisata gua dan pantai. Namun di
Desa Mojo, Ngeposari, Semanu, Kabupaten Gunungkidul ini juga memiliki potensi wisata yang cukup diperhitungkan. Tidak hanya gua, tapi juga potensi agro wisata. Wawan selaku pengelola wisata gua Jlamprong mengatakan, selain gua di desanya juga memiliki potensi eko wisata dengan pemanfaatan lahan buah Jambu Mete dan sayur sayuran seperti sawi, cabai dan lainnya. Selain itu, juga ada pemanfaatan embung Jlamprong dan juga gua Jlamprong.

"Pemanfaatan embung. Masih dikaji untuk penyiraman tanaman di sini. Seperti agro wisata tanaman sayuran dan lainnya. Agro wisata
kurang lebih 5 ha. Tapi secara keseluruhan lahan Metenya sampai 20ha," ujarnya Selasa (24/11/2015).

Wawan mengatakan untuk mete sudah dapat dijual-belikan ke beberapa daerah sekitar. Setiap kilonya harga mete dibandrol 115 ribu untuk kualitas super. Sementra untuk kualitas kedua pengunjung dapat membwa pulang dengan harga 90 ribu per kilo. Menurutnya keunikan dan kekhasan mete di Mojo adalah pengambilan mete saat sudah masak.

"Kalau masih berkulit masih 15-20 ribu. Dulu sebelum jatuh sudah dipanen tapi sekarang sudah jatuh baru diambil. Keistimewaan mete kita terletak di sini. Eko wisata basicnya agro wisata," ujarnya.

Sementara itu saat ini di sekitar lokasi wisata gua juga dibangun embng Jlamprong dengan daya tampung 16.778.65m3. Embung ini dapat dimanfaatkan sebagai pengairan lahan jambu mete dan gua Jlamprong. Ia berharap dengan adanya embung ini dapat menambah ekonomi masyarakat sekitar dengan eko wisata tersebut.

Sementara khusus gua Jlamprong yang merupakan gua tadah hujan memiliki potensi wisata gua. Ia mengatakan jika tidak musim hujan maka pengunjung bisa mencapai 150 orang per hari mulai dari masyarakat umum hingga mapala. Namun menurutnya Gua Jlamprong adalah gua dengan wisata minat khusus seperti Rapling dan caving. Petualangan di Gua bawah tanah ini termasuk non ekstrim. Wisatawan akan dibawa dengan tracking dengan pemandangan stalagmit dan stalagtit gua Jlamprong. Selain itu juga dapat melihat ribuan kelelawar di dalam gua ini.

"35 ribu per orang dengan fasilitas sepatu helm dan pelampung dan pemandu. ada sekitar 150 orang perhari tapi itu tidak setiap bulan. sekarang ini sdah mulai ramai desember gitu biasanya ramai," ujarnya.

Wawan mengatakan potensi wisata yang ada di Gua Jlamprong ini menghubungkan dua gua lainnya yaitu gua Sinden dan gua Gesing. Selain itu juga ada air berkah yang dipercaya dapat mengabulkan permintaan. Wawan juga mengatakan jika di gua ini dahulu sering digunakan untuk semedi.  (Fathi Mahmud)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.