Sukses

Anugerah Terindah Bagi Ibu Bayi Tanpa Otak

Mendengar panggilan 'Ibu' merupakan momen emosional. Namun bagaimana bila kata itu diucapkan oleh bayi tanpa otak?

Liputan6.com, Jakarta Mendengar panggilan 'Ibu' pertama kali dari sang anak merupakan momen emosional bagi ibu manapun di dunia ini. Namun bagaimana bila kata itu keluar dari bibir mungil bayi yang tidak memiliki otak?

Itulah yang alami oleh Emma Murray, anaknya yang tidak memiliki otak mengucapkan kata panggilan 'Ibu' kepadanya. Ia pun merasakan anugerah terindah dalam hidupnya.

Aaron merupakan anak kedua Emma. Sebelumnya, Emma memiliki Jack, bayi dalam kondisi normal dan sehat. Meskipun merasakan kebahagiaan saat Jack mengucap panggilan “Ibu” kepadanya, Emma merasa sangat berbeda kali ini.

Aaron mengalami kondisi kesehatan yang sangat jarang terjadi yakni holoprosensefali. Kelainan itu menyebabkan Aaron hanya memiliki batang otak tetapi bukan otak secara keseluruhan. Kondisi itu memungkinan Aaron hanya bisa bernapas dan bergerak tetapi tidak dapat berpikir selayaknya manusia normal.

Ia pun divonis meninggal sesaat setelah dia dilahirkan. Kalaupun bisa bertahan, ia mungkin hanya akan bertahan bertahan tiga menit, tiga jam, atau tiga hari. Dokter bilang, jika ada organ yang gagal bertumbuh, mungkin mereka bisa menumbuhkannya, tetapi tidak untuk otak.

Namun, nyatanya Aaron masih bisa bertahan hingga saat ini usianya lebih dari dua tahun. Ia mengucapkan kata 'Ibu' ketika baru saja berulang tahun yang kedua pada Maret 2015 lalu.

“Saat itu aku sedan bermain dengannya di depan kamar. Dia telentang di karpet dan aku berbaring di dekatnya, mengucapkan 'Ibu' berulang-ulang kepadanya. Dia tertawa dan kemudian menirukan apa yang aku ucapkan. Ia mengatakan 'Ibu'. Saat itu aku menatapnya kaget dan air mataku jatuh. Itu adalah momen emosional,” tutur Emma, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (29/10/2015).

Setelah mengucapkan 'Ibu', perlahan Aaron juga mengucapkan 'halo' yang juga sangat berkesan. Tanpa otak, Aaron mungkin memiliki kemampuan mental seperti bayi yang baru lahir, tetapi ternyata ia lebih dari itu.

“Ia diselimuti oleh cinta dan selalu ingin ikut serta dalam sesuatu yang sedang terjadi. Ia selalu tertawa saat dinyanyikan dan diajak bermain kakaknya,” ucapnya.

Pada hari-hari pertama Aaron ada di dunia, Emma selalu berpikiran terburuk apalagi kondisi bayinya menurun drastis dan meninggal. Namun kini, ia tidak ingin memikirkannya. Emma memang tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi saat ini ia hanya fokus kepada anak keduanya itu. (Uno/Ibo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.