Sukses

Wisata Mistis di Museum Taman Prasasti

Museum Taman Prasasti masih terdengar asing di telinga warga Jakarta, padahal di tempat inilah sebagian sejarah kota tua Jakarta tertanam.

Liputan6.com, Jakarta Museum Taman Prasasti mungkin masih terdengar asing bagi kebanyakan warga Jakarta. Padahal di balik tempat inilah sejarah kota tua Jakarta tertanam pada nisan tokoh-tokoh Belanda. Saat tim Liputan6.com berkunjung, yang ditulis pada Jumat (30/10/2015), suasana museum bekas kuburan ini terasa mistis. Setiap pengunjung seolah dibawa ke dalam dunia imajinasi yang bernuansa muram, suasana kematian, duka, haru, dan suram bersatu.

Museum Taman Prasasti merupakan cagar budaya peninggalan kolonial Belanda. Dahulu, Museum Taman Prasasti merupakan pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober yang dibangun pada akhir abad 18 tepatnya pada 1795. Namun pada 1977, Pemakaman Kebon Jahe Kober resmi dijadikan museum oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan menjadi museum yang dibuka untuk umum dua tahun setelahnya. Semenjak menjadi museum semua tulang jasad yang pernah dikebumikan di sini telah direlokasi.

Museum Taman Prasasti mempunyai ribuan koleksi prasasti, nisan, dan makam yang berusia ratusan tahun. Nisan yang terdapat di Museum Taman Prasasti ini juga berasal dari berbagai bangsa. Mulai dari Belanda, Inggris, Prancis, China, Jepang, Hindia Belanda, dan Indonesia. Hal ini lumrah karena Kebon Jahe Kober dijadikan areal pemakaman pada masa penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Di Museum Taman Prasasti kita dapat menemukan nisan-nisan berbentuk unik bergaya klasik, gothic, neo gothic, hingga bergaya Hindu Jawa.

Di antara banyak nisan yang menjadi koleksi Museum Taman Prasasti ini terdapat juga nisan dari pendiri Sekolah Kedokteran Stovia yang merupakan cikal bakal Universitas Indonesia, Dr HF Rol; nisan istri Thomas Stamford Raffles bekas Gubernur Jendral Hindia Belanda, Olivia Marianne Raffles; nisan ahli filologi (ahli naskah kuno) penerjemah Kakawin Pararaton dan Nagarakretagama, JLA Brandes. Selain itu, ada pula nisan aktivis pergerakan mahasiswa 66 yang meninggal di Gunung Semeru, Soe Hok Gie.

Museum Taman Prasasti terletak di jalan Tanah Abang Nomor 1, tepat di belakang gedung Mahkamah Konstitusi. Akses menuju Taman Prasasti juga cukup mudah, dapat dijangkau dengan bus Transjakarta. Silakan turun di halte Monas di depan Museum Nasional (Museum Gajah), kemudian dilanjutkan berjalan kaki menyusuri jalan di samping Museum Nasional. (Latif Pungkasniar/Ibo)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.