Sukses

Festival Barong Nusantara Sihir Ribuan Warga

Setelah sukses menggelar Gandrung Sewu pada September silam, Pemkab Banyuwangi baru saja menggelar Festival Barong Nunsatara.

Liputan6.com, Jakarta Khazanah budaya Banyuwangi memang kaya. Setelah sukses menggelar Gandrung Sewu pada September silam, kawasan yang terkenal dengan pemandangan pantainya ini menggelar Festival Barong Nusantara. Dalam festival tersebut, lebih dari ratusan barong dari berbagai daerah di Pulau Jawa diarak melewati jalan-jalan protokol di Banyuwangi.

Festival Barong Nusantara mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan wisatawan yang datang. Hal tersebut tergambar dari ribuan orang yang berjubel di sepanjang jalan. Mereka ingin menyaksikan keragaman kesenian barong yang ditampilkan.

Dalam mitologi Banyuwangi, barong digambarkan sebagai makhluk raksasa berkepala besar dengan mata melotot dan taring keluar. Meski memiliki wujud yang menyeramkan, barong dipercaya oleh masyarakat Banyuwangi sebagai penolak bala. Sementara itu, bagi suku Osing, suku asli Banyuwangi, kesenian barong telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat Banyuwangi. Kesenian ini menggambarkan masyarakat yang guyub dan hidup dalam kebersamaan.

Menurut informasi yang diterima tim Liputan6.com, Senin (12/10/2015), Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi mengatakan, Pemerintah Kabupaten akan terus berusaha memberikan tempat bagi seniman dan budaya Banyuwangi untuk terus beraktualisasi. Salah satunya adalah dengan diselenggarakannya Festival Barong Nusantara.

“Banyuwangi itu punya banyak barong. Lewat festival ini kami ingin memunculkan sejarah tentang barong yang selalu mengingatkan kita akan jati diri bangsa. Apalagi kesenian yang telah lama muncul di masyarakat ini merupakan manifestasi kebaikan dan pelindung masyarakat, yang dulu juga menjadi sarana dakwah dan perjuangan. Semoga ajang ini menjadikan Barong Banyuwangi terus berkembang dan tetap lestari,” ungkap Bupati Anas.

Festival yang baru pertama kali digelar di Banyuwangi ini diikuti oleh sekitar 500 penampil dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Sebelum para Barong tampil, acara ini diawali dengan Ruwatan Barong Dandang Wiring, yaitu ritual kuno dengan menutupi Barong menggunakan kain putih dan ditandu oleh 4 orang. Barong tersebut kemudian dimandikan, disandingi peras yang menandakan hajat besar, diasapi, dan dibacakan mantra.

Sementara itu di belakangnya terdapat 40 Gandrung beserta 20 laki-laki membawa umbul-umbul yang mengiringi Barong Dandang Wiring untuk diruwat. Ritual kuno ini dipercaya oleh masyarakat Banyuwangi agar barong tetap memiliki tuah dan semakin tajam dalam menghadapi segala gangguan. (Ibo/Nad)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini