Sukses

Kakaban, Danau Unik Berair Asin yang Dipenuhi Ubur-ubur

Jika danau pada umumnya berair tawar, Danau Kakaban memiliki air payau dan dipenuhi ubur-ubur.

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang mendambakan aktivitas menyelam dengan suasana yang berbeda, Anda perlu singgah ke Pulau Kakaban di Kepulauan Derawan. Pasalnya di pulau kecil yang secara administrasi masuk dalam kawasan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini, terdapat danau alami yang kerap dijadikan spot menyelam oleh para wisatawan.

Saat tim Liputan6.com berkunjung, yang ditulis pada Rabu, (30/9/2015), Muhadi, seorang petugas penjaga pulau mengatakan, yang menarik dari Pulau Kakaban adalah danaunya. Danau Kakaban menjadi menarik lantaran menjadi habitat bagi banyak ubur-ubur.

“Danau Kakaban yang dipenuhi tumbuhan bakau secara alami ditemukan pertama kali di tahun 1935, oleh seseorang bernama Kakub, oleh karenanya danau ini kemudian diberi nama Kakaban. Banyak wisatawan datang ke sini untuk menyelam dan melihat ubur-ubur dari dekat,” ungkap Muhadi.

Jalan setapak yang harus dilalui untuk sampai ke lokasi Danau Kakaban

Hal unik lainnya yang ada di danau Kakaban adalah airnya yang asin. Usut punya usut, menurut Muhadi, di bagian dasar danau Kakaban terdapat rongga menghubungkannya ke dasar lautan. Oleh karenanya, tak heran jika air danau ini memiliki rasa yang berbeda dari danau pada umumnya yang berair tawar.

Setelah puas mengenal konservasi penyu, saatnya tim dimanjakan dengan pemandangan bawah air di Danau Kakaban yang menawan.

Danau Kakaban memiliki air yang jernih, dan dikelilingi oleh tumbuhan mangrove. Pada bagian yang lain, pulau tak berpenghuni ini juga ditumbuhi tamanan hutan khas Kalimantan, seperti pohon meranti dan pohon ulin. Pemandangan alamnya yang indah dan asri, membuat para wisatawan yang berkunjung betah berlama-lama menyelam di danau ini.

Danau Kakaban berlokasi di Pulau Kakaban, Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Meski demikian, banyaknya wisatawan yang datang dan melakukan aktivitas menyelam di Danau Kakaban menjadi ancaman bagi kehidupan ubur-ubur. “Masyarakat perlu diedukasi, agar tidak menyelam di danau ini menggunakan fin, karena ubur-ubur di sini bisa hancur. Selain itu, penyelam juga jangan angkat ubur-ubur, cukup disaksikan saja, karena kalau diangkat, ubur-ubur bisa mati,” ujar Muhadi menambahkan. (Ibo)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.