Sukses

Popcon Asia 2015 Dukung Perkembangan Kreator Tanah Air

Melalui Popcon Asia 2015, kualitas para kreator diharapkan dalam perkembangan sekaligus karyanya dilindungi oleh dukungan pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta Pecinta seni kreatif mulai dari film, mainan, komik, karakter, games, dan animasi akan dimanjakan oleh karya-karya para kreator di Popcon Asia 2015. Acara tersebut akan diselenggarakan pada 7-9 Agustus 2015 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC).

Popcon Asia 2015 hadir sebagai wadah unjuk buah karya kreativitas guna mendukung perkembangan sumber daya manusia berkualitas dalam berinovasi. Ajang tersebut diharapkan juga bisa menjadi tempat terciptanya kerjasama antara para kreator dengan berbagai pelaku industri di dalam dan di luar negri.

"Kolaborasi adalah kunci penting bagi kreator dan tiap produk kreasi yang dihasilnya," kata Dien Wong, CEO Altermyth (Game Developer) saat ditemui awak Liputan6.com pada konfrensi pers Popcon Asia di Conclave Coworking Space, Kamis (30/7/2015).

Grace Kusnadi, selaku CEO Revata sekaligus penggagas Popcon Asia juga mengatakan harapan yang sama. Ia mengharapkan Popcon Asia dapat meningkatkan kualitas karya kreator melalui kolaborasi atau pertemuan antar para kreator yang belum tau kenapa mereka harus menyalurkan karya mereka.

"Para kreator itu sangat perlu tahu ke mana mereka harus berjalan. Pertama, sebelum menunjukkan karya pada dunia sebenarnya mereka perlu melindungi karya mereka terlebih dahulu. Dukungan dari pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga hak kekayaan intelektual tiap kreator," ujar Aswin Siregar, Produser Film Valentine Skylar.

Melalui Popcon Asia 2015, kualitas para kreator diharapkan dalam perkembangan sekaligus karyanya dilindungi oleh dukungan pemerintah.

Seperti telah diketahui, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah membuat Badan Ekonomi Kreatif pada 6 Januari 2015 lalu. Badan baru tersebut bertugas untuk mensosialisasikan dan melindungi karya-karya kreator.

"Berhubungan kami merupakan badan yang baru dibentuk kami sedang membenahi segala fasilitas dan regulasi yang ada. Misal, pengadaan pendaftaraan hak cipta melalui online. Selain itu, kami juga sedang memperjuangkan sertifikat karya dapat bernilai seperti jaminan hutang kepada bank yang bergantung pada valuasi," ungkap Ari Juliano Gema, Deputi Fasilitas Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif.

(auf)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini