Sukses

Warga Pekanbaru Sambut Ramadan dengan Tradisi Petang Megang

Petang Megang bukan hanya tradisi yang bersifat hiburan, di dalamnya terdapat filosofi mendalam tentang arti penting menyucikan diri.

Liputan6.com, Pekanbaru Bagi masyarakat Kota Pekanbaru dan sekitarnya, tak lengkap jika menyambut Ramadan tanpa melakukan ritual adat melayu ‘Petang Megang’. Diawali dengan berziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, atau yang lebih dikenal dengan Marhum Pekan, sultan ke-5 Kerajaan Siak Sri Indrapura , ritual kemudian dilanjutkan dengan mandi di Sungai Siak.

Ritual yang telah mengakar dan terus berlangsung secara turun-temurun sejak zaman Kerajaan Melayu Siak Sri Indrapura ini juga diramaikan dengan berbagai hiburan tradisional, mulai dari lomba perahu sampan hingga berbagai permainan tradisional.

‘Petang Medang’ berasal dari kata ‘Petang’ yang  bermakna sore hari, sesuai dengan waktu dilaksanakannya tradisi ini. Sedangkan ‘Megang’ dapat dimaknai sebagai memegang sesuatu, atau memulai sesuatu, yang dalam konteks ini dimaknai untuk memulai sesuatu yang baik dan suci, yaitu berpuasa.

Hermanius, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru saat ditemui awak Liputan6.com, Rabu (17/6/2015) mengungkapkan, “Di tepi Sungai Siak inilah acara inti Petang megang digelar. Acara meliputi ‘mandi bersama’ yang diikuti masyarakat, lomba menangkap itik, dan memandikan anak yatim. Acara dilakukan untuk menjaga kearifan lokal dan memelihara budaya.”

Menurut data yang ditemukan, tradisi yang berakar dari kebudayaan Melayu ini sempat hilang  pada tahun 70-an. Hilangnya tradisi ini tidak lepas dari keadaan Sungai Siak yang saat itu sangat kotor dan tercemar limbah. Masyarakat enggan untuk mandi dan membersihkan diri di sungai yang membekah Kota Pekanbaru tersebut.

Namun pada 1997, tradisi ini dihidupkan kembali oleh tokoh masyarakat Siak. Pada 2001, Pemerintah Kota pekanbaru menjadikan tradisi ini sebagai acara tahunan, yang menarik perhatian banyak wisatawan. Tradisi Petang Megang tak hanya menjadi tontonan yang bersifat hiburan belaka, di dalamnya tersimpan makna filosfi yang sangat dalam tentang arti penting menyucikan diri dalam menyambut Ramadan. (Syu/Ibo)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini