Sukses

Fosil Batu Sungke Muratara Berusia 100 Tahun Dihargai Rp 25 Juta

Fosil Batu Sungke Muratara yang telah berusia 100 tahun dinaderol dengan harga Rp 25 Juta.

Liputan6.com, Palembang Bagi para pecinta batu akik di Sumatera Selatan (Sumsel), batu akik khas kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menjadi salah satu perhiasan yang banyak digunakan masyarakat Sumsel. Namun, ada salah satu batu akik khas kabupaten Muratara yang sedang menjadi pusat perhatian, yaitu fosil Batu Sungke Muratara.

Fosil yang ditaksir berusia sekitar 100 tahun ini ditemukan di daerah perbukitan di Karang Jaya, Kabupaten Muratara, Sumsel. Dengan berat sekitar 15 Kilogram (Kg), bongkahan fosil batu ini dijual di pameran South Sumatera Expo 2015 di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang dengan harga Rp 25 Juta.

Diungkapkan Marhud, pengusaha batu akik khas Muratara, bahwa bongkahan fosil ini memang didapatkannya dari warga di daerah perbukitan Karang Jaya kabupaten Muratara dan langsung dibelinya.

“Didapatkan oleh warga sana dan langsung saya beli. Batu ini juga saya jual lagi dengan harga Rp 25 Juta, bongkahan ini bisa menghasilkan banyak batu akik untuk perhiasan. Mungkin Gubernur Sumsel kita juga mau beli,” ujarnya disela menjajakan batu akik di stand South Sumatera Expo 2015, Selasa (19/5/2015).

Selain fosil Batu Sungke Muratara yang dipatok dengan harga tinggi, ada satu lagi bongkahan batu akik yang dijual lebih mahal, yaitu Batu Madu seharga Rp 30 Juta. Jika disenter, bongkahan batu ini bisa tembus sampai ke dalam batu. Warna dominan cokelat keemasan pun membuat bongkahan batu ini cukup cantik dan elegan.

Jenis batu lain yang banyak diminati pengunjung pameran seperti cincin Batu Keris Teratai seharga Rp 1 Juta, cincin White Muratara dan Red Muratara seharga Rp 1,5 Juta, batu Teratai Merah seharga Rp 550 ribu, serta jenis batu lainnya yang juga dibandrol dari harga Rp 50 ribuan.

Marhud selalu memburu batu akik khas Muratara hingga 6 Ton per bulan. Bahkan, tak jarang peminatnya berasal dari luar pulau Sumatera, seperti dari Ibukota DKI Jakarta hingga ke pulau Kalimantan.

Menurut Iskandar, pecinta batu akik Sumsel, Ia lebih tertarik mengoleksi batu akik khas Sumsel karena ingin mengangkat batu akik daerahnya, terlebih lagi batu akik Muratara yang mempunyai ciri khas.

“Saya memang banyak koleksi batu akik, tapi kebanyakan batu akik dari Sumsel. Karena putera daerahlah yang terlebih dahulu harus mengangkat produk lokalnya, jadi biar bisa berkembang hingga ke seluruh Indonesia,” ungkapnya. (Ajeng Resti/ret)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini