Sukses

The Good, The Bad, And The Furry, Buku Dari Sudut Panjang Kucing

Kucing yang dipanggil "Si Beruang" ini merupakan karakter utama dari kisah tentang kehidupan dan hubungan antar manusia.

Liputan6.com, Jakarta Berawal dari keisengan (atau kekreatifan?) membuat akun Twitter untuk kucing-kucingnya, Tom Cox, seorang penulis asal Inggris mendulang kemahsyuran.

Kucingnya yang bernama The Bear (Si Beruang) memiliki wajah yang seakan terlihat sedih. Melalui akun twitter The Bear, Cox menciptakan kisah-kisah mini tentang melankoli dan kesedihan. Cox pun kini membuat cerita yang lebih panjang di bukunya, The Good, The Bad, And The Furry.

Dikutip dari avclub.com, Jumat (17/4/2015), Cox menceritakan kisahnya sendiri walau kisah-kisah yang diceritakannya banyak yang berfokus pada kucing-kucingnya. Gaya bahasanya jenaka, tajam, dan cerdas. Ia mengungkapkan pemikirannya tentang kemanusiaan, hubungan antar manusia, dan kesadaran diri melalui kisah-kisah absurd dunia kucing bersama Shipley, Ralph, Janet, Roscoe, dan The Bear. Melalui buku ini, Cox juga mengeksplorasi kisah dibalik perceraiannya. Ia menggunakan para kucing untuk menginvestigasi hubungannya. Buku ini pun memiliki jiwa tersendiri. Semua orang juga pernah merasakan perjuangan menuju kedamaian diri, baik mereka pencinta kucing atau bukan.

The Good, The Bad and the Furry diterbitkan pertama kali tahun 2013 lalu oleh penerbit Sphere. Selain buku teranyarnya ini, Cox sudah menerbitkan 6 buku lainnya sejak tahun 2002. (Ikr/ret)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.