Sukses

Pengaruh Perang Dunia II dalam Fashion era 1940-an

Fashion era 40-an memang ikonik. Tahu atau tidak, fashion di era itu sangat dipengaruhi oleh Perang Dunia II

Liputan6.com, Jakarta Jika bicara tentang Perang Dunia II, Anda mungkin pernah mendengar tentang rationing. Rationing ini memiliki peran besar dalam dunia fesyen di era tersebut. Merupakan program pembatasan yang diakibatkan oleh kekurangan persediaan bahan-bahan kebutuhan rumah tangga dan industri, termasuk industri fesyen. Inilah yang menjadi tantangan bagi para kaum wanita yang ingin tetap terlihat gaya di era tersebut.

Kenyataannya, fesyen era 40-an merupakan salah satu era yang ikonik dalam dunia fesyen. Sampai sekarang, kaum wanita dari seluruh dunia mengagumi lipstik merah dan setelan wanita yang menjadi ikon fesyen era tersebut. 

Untuk memperingati 70 tahun Perang Dunia II, Imperial War Museum mengadakan pameran Fashion on the Ration. Dilansir dari theguardian.com, Senin (23/3/2015), pameran ini mengeksplor bagaimana Perang Dunia II mempengaruhi street style di era tersebut. Berikut adalah yang telah berhasil ditampilkan oleh pameran tersebut.

Fesyen melengkapi kebutuhan hidup

Contohnya: blackout button. Pada kejadian blackout atau mati listrik serentak, orang-orang menggunakan pin bercahaya yang bisa dipakai di kerah. Tujuannya supaya si pemakai tetap terlihat di jalan saat blackout. Inilah yang menjadi pelopor diproduksinya blackout button yang lebih trendi seperti dengan bentuk bunga.

Propaganda ada di fesyen wanita

Scarf dari Jacqmar of London, bisa dibilang mirip dengan T-shirt slogan masa kini. Scarf-scarf ini dilengkapi ilustrasi dengan pesan politik dan sosial seperti mengajak orang melakukan daur ulang dan kampanye pembebasan Prancis. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Kreatifitas berkembang di program rationing

Sejak digalakkannya rationing di tahun 1941, orang-orang kerap mencari jalan dalam produksi pakaian. Ada gelang yang dibuat dari komponen pesawat udara dan gaun pendamping pengantin dari bahan parasut. Tapi contoh terbaik adalah adanya pakaian dalam wanita dari peta RAF yang terbuat dari bahan sutra.

Pakaian dengan peraturan rationing justru terlihat gaya

Dengan adanya rationing, pakaian yang diproduksi pabrik dibuat dengan peraturan. Jumlah bahan terbatas, kantung yang pendek, tidak ada lipatan di ujung celana, dan hak sepatu yang tidak boleh lebih dari 5 cm. Hasilnya, pakaian-pakaian jadi terlihat sederhana, smart, dan lebih mendekati aturan estetika modern.

Pengaruh perang pada fesyen berlangsung lebih dari 6 tahun Perang Dunia II

Coba intip tren New Look dari Dior yang dimulai tahun 1947. Selesainya program rationing  membimbing orang-orang merayakan dengan diproduksinya pakaian yang dibuat dari bermeter-meter kain. Dior menjadi pelopor rok lebar yang pas di bagian pinggang. Di dekade 50-an, estetika detail dan warna mencolok menjadi tren, mulai dari fashion sampai ke furnitur.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini