Sukses

Ini Alasan Mengapa Orang Menyebalkan Lebih Sukses

Apa iya memiliki sifat kasar dan menyebalkan pertanda kita akan lebih punya kemungkinan sukses?

Liputan6.com, Jakarta Seberapa sering kita diajarkan untuk "berbuat baik"? Ikuti peraturan, jangan membantah orangtua, bersikap sopan santun, bahkan diajarkan untuk kerap berbasa-basi.

Kenyataannya, di masa kini, kita sudah menjadi masyarakat yang kasar. Dilansir dari huffingtonpost.com, Jumat (20/3/2015), pada sebuah polling pada tahun 2014 dari Weber Shanwick dan Powell Tate yang bekerjasama dengan KRC Research membuktikan, kebanyakan orang berpikir bahwa warga Amerika Serikat memiliki masalah sopan santun. Setiap generasi pun saling menyalahkan. Kesalahan dalam bermasyarakat ini diduga dibentuk secara genetik. Secara general, ilmuwan setuju akan lima aspek kepribadian yang dikenal sebagai model OCEAN (Openness/ keterbukan, conscientiousness/kehati-hatian, extraversion/mudah atau tidaknya bergaul, agreeableness/keramahan, dan neuroticism/kestabilan emosional).

Orang-orang yang kasar tidak peduli orang lain, tidak suka menolong dan tidak peduli jika mereka tidak disukai. Namun, tanpa diduga-duga, ketidakpedulian mereka terhadap perasaan orang lain merupakan sikap yang paling banyak ditemui pada orang-orang sukses. Bukan berarti kita boleh saja jadi orang yang menyebalkan, karena menurut studi yang diterbitkan di Journal of the American College of Cardiology, ada hubungan antara kemarahan dan ketidakramahan dengan masalah jantung.

Namun bukti ini belum lengkap, dan sifat kasar pun masih ditentukan oleh persepsi. Di laporan bulan Juli dari Fortune.com, ahli bahasa Kieran Snyder mengumpulkan 250 rangkuman penilaian dari 30 perusahaan. Dari semuanya, kata "kasar" jarang digunakan dalam mendeskripsikan karakteristik seorang pria, sedangkan pada wanita, sudah digunakan sebanyak 17 kali untuk mendeskripsikan 13 wanita yang berbeda. Kritik yang diterima kaum pria bersifat konstruktif sementara untuk kaum wanita sifatnya personal.

Bagaimanapun, kebaikan hati masih memiliki tempat. Perusahaan-perusahaan menghabiskan lebih banyak pendapatannya untuk memperharus kekasaran eksekutif dibanding untuk kegagalan-kegagalan lainnya. Anda bisa mengambil pelajaran bahwa melawan orang yang menyebalkan adalah tidak dengan ikut menjadi orang menyebalkan.

Ciptakan peraturan dalam menghadapi orang menyebalkan. Suruh orang-orang yang bersifat kasar mengulangi kata-kata menghina yang mereka utarakan. Selain itu, jangan ikuti pembicaraan yang hanya membuat kesal, apalagi menyakiti. (Ndy/Ars)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.