Sukses

Brongkos Kendil Kacang Merah, Masakan Kampung yang Siap Mendunia

Brongkos kendil kacang merah menjadi salah satu masakan rumahan yang memiliki cita rasa mendunia.

Liputan6.com, Semarang- Masakan rumahan ala kampung atau desa, rupanya makin mendunia. Untuk merasakan sensasinya, kini tak perlu lagi harus pulang kampung. Apalagi saat ini nyaris semuanya sudah menjadi masyarakat urban. Ceruk sensasi desa yang sederhana itulah yang mengilhami Siti Suhermi, asli Kebumen Jawa Tengah mencoba memberi layanan kuliner dengan model pesan antar. Menu yang disediakan juga tak jauh dari kebiasaan orang kampung.

"Di desa itu, biasa masak dengan bahan dan bumbu seadanya, namun sensasi rasanya sangat menghantam. Kuncinya adalah ketulusan saat memasak dan penghormatan pada alam yang memberi semua bahan," kata Siti Suhermi bercerita filosofi masakannya kepada Liputan6.com. 
 
Siti Suhermi bercerita, ia nekad membuka usaha kuliner dengan layanan antar setelah PNPM dibubarkan. Untuk menutup kebutuhan harian, ia ingat ketika di kampung dikenal sebagai jagoan masak brongkos. Namun untuk sekedar berjualan brongkos, tentu sangat banyak. Hermi pun memutar otak, sehingga ia membuat pembeda dari makanan ini yaitu Brongkos kacang merah.
 
Kacang merah (Phaseolus Vulgaris) termasuk dalam keluarga kacang-kacangan. Dalam 100 gr kacang merah (kidney bean) memiliki kandungan  asam glutamat (1323 mg), asam aspartat (1049 mg), leucine (693 mg), lysine (595 mg), arginine (537 mg), serine (472 mg), phenylalanine (469 mg), valine (454 mg), isoleucine (383 mg), proline (368 mg), threonine (365 mg), alanine (364 mg), glycine (339 mg), dan lain-lain sisanya di bawah 300 mg.
 
 
"Apalagi masyarakat kota kan gaya hidupnya serba instan, termasuk dalam mengkonsumsi makanan. Dengan kacang merah yang mengandung antioksidan tinggi, saya berharap kualitas kesehatan konsumen juga membaik," kata Suhermi.
 
Brongkos memang identik dengan masakan desa yang jauh dari pesisir. Selain kacang merah, dalam brongkos buatan 'Dapur Yummy' ini tetap ada dagingnya juga. Soal daging ini, jangan khawatir kalao terlalu kenyal, justru dengan dimasak brongkos, menjadi lebih lunak dan bumbu sangat meresap.
 
Hermi tak main-main saat memilih bumbu. Bahkan ia menyediakan sebagian pekarangannya untuk menanam tumbuhan yang dijadikan bumbu. Mulai dari cabai rawit, serai, hingga bumbu dapur lainnya. Tujuannya sederhana, agar kualitas rasa masakannya bisa menohok sensasi masyarakat urban di Semarang.
 
"Untuk memasak, saya memakai kuali tanah liat atau kendil sehingga panasnya merata dan mampu mematangkan masakan secara sempurna. Untuk pemesanan, saya kirim bersama kendilnya juga," kata Suhermi.
 
 
Tak heran jika di dapur rumahnya, Pondok Hijau Blok A no 1 Ngaliyan Semarang, dipenuhi kendil-kendil, sebab masakannya memang menyesuaikan selera pemesan sehingga dimasak sesuai pesanan. Tapi jangan khawatir karena masakan dasarnya memang sudah siap, tinggal menambah bumbu (asin, manis, pedas) sesuai selera. Satu kemasan kendil, biasanya cukup untuk lima orang. 
 
"Dengan memasarkan lewat internet, sudah ada pembeli dari Malaysia. Tenang, dengan bumbu yang ada, brongkos dan rendang ayam kami, tahan lama kok meski tanpa pengawet apapun," kata Suhermi.
 
Nah, masyarakat Semarang yang mayoritas urban itu, kini bisa menghadirkan masakan desa di rumah sendiri tanpa harus repot memasak. Soal rasa, percayalah tak ada yang bisa mengalahkan brongkos kacang merah kendil buatan mbak Suhermi. Layanan antar ini mencakup seluruh wilayah kota Semarang. (Edhie Prayitno Ige/Ars)
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.