Sukses

Belum ke Indonesia Kalau Belum Makan Tempe

International Conference on Tempe membuat tagline "Belum ke Indonesia jika belum makan tempe"

Liputan6.com, Yogyakarta- International Conference on Tempe memang sudah selesai pada Selasa (17/2) kemarin. Namun hasil pertemuan menyebutkan beberapa kesepakatan dan deklarasi. Salah satu kesepakatan peserta muda konferensi diantaranya ada tagline "Belum ke Indonesia kalo belum makan tempe". Ketua Panitia International Conferensi on Tempe Wida Winarno mengatakan para peserta sepakat untuk menggunakan tagline Belum Ke indonesia Kalo Belum Makan Tempe harapannya akan menjadi gaungnya tempe sampai ke seluruh Indonesia.

"Kita mau bikin tagline tahun ini jadi gini "Orang belum ke Indonesia kalo belum makan tempe". Jadi itu bagian dari yang dicari dan bagian dari wisata. Kita punya tiga tagline untuk tiga tahun kedepan. Tagline tahun depannya "Romantikan makan Tempe di Indonesia". Di Saung makan tempe di gubuk di laut makannya tempe kedepannya makan tempe di simbol negara masing masing jadi udah global," ujar Wida (17/2/2015).

Wida mengatakan Tagline ini bertujuan agar masyarakat dunia dan anak muda Indonesia lebih familiar dengan makanan khas Indonesia ini. Pasalnya Ia mendapati anak muda sekarang tidak familiar dengan tempe. Pasalnya di negeri ini minimal ada 8 tempe dari kacang kacangan seperti  Kedelai hitam, Koro, Koro benguk, Mlandingan, Ampas tahu, Kedelai, Koro Pedang.

"Anak seusia anak saya yang lulus kuliah angkatan dia kurang akrab dengan tempe. Mereka justru lebih akrab dengan makanan dari luar. Kalo jaman dia sudah inferior bagaimana nanti padahal diluar negeri bisa dilihat sendiri. Padahal tempe menjadi makanan yang sangat kaya dengan protein. Harapannya anak muda punya ide-ide liar seperti itu," ujarnya.

Wida mengatakan perlu adanya langkah kreatif seperti  membuat tagline di media sosial. Pasalnya negara Malaysia saat ini akan membangun center tempe. Untuk itu perlu adanya hak paten di Unesco.

"Kita sudah jalan di hak paten ya kita sudah jalan di Unesco Integible Heritage bahwa tempe itu milik Indonesia. Menstandarkan tempe tapi tempe yang diproses secara traditional jadi tempe yang ada di tiga aliran. Aliran Jogja aliran Malang dan Pekalongan. Perbedaannya di perendaman biji bijiannya dan sterilisasi perebusannya. Itu yang akan distandarkan. Mikroba ini berapa dalam skala besar berapa. Jadi ini sudah dari Indonesia sehingga negara lain ga bisa klaim lagi," ujarnya. (Fathi Mahmud)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini