Sukses

Indonesia Masih Butuh Banyak Peneliti Tempe

A Suwanto mengatakan jika peneliti tempe masih sangat rendah di Indonesia.

Liputan6.com, Yogyakarta- Indonesia memiliki tempe, makanan yang kaya akan kandungan protein. Namun siapa sangka, Indonesia sebagai negara yang penduduknya sering mengkonsumsi tempe ternyata masih membutuhkan banyak peneliti tempe.

Stering Commite International Conference on Tempe, A Suwanto mengatakan saat ini peneliti tempe masih sangat rendah di Indonesia. Padahal menurutnya peneliti dari luar negeri terhitung cukup banyak dibandingkan dalam negeri.
Menurut Suwanto, Indonesia seharusnya memiliki ratusan peneliti tempe. Namun saat ini menurutnya hanya sekitar 20 peneliti tempe yang melakukan penelitian mendalam.

"Saya kira masih sangat kurang ya ada yang meneliti. Seharusnya kalo untuk peneliti selevel Indonesia harus banyak yang menaruh perhatian. Kita kurang punya daya untuk menghargai. Bahkan ada beberapa negara sangat tertarik. Di sini ada dari Polandia, Amerika mereka datang ke sini belajar di Indonesia. Ada sih mungkin sekitar 20-an, ya itu kan sedikit, yang utama kan harusnya lebih banyak untuk level Indonesia. Harusnya ratusan," ujar Suwanto yang juga dosen IPB, Senin (16/2/2015).

Suwanto mengatakan jika kegiatan konferensi ini harusnya menarik anak muda dan peneliti muda untuk mendalami tempe. Pasalnya saat ini menurutnya anak muda sekarang tidak begitu antusias dengan produk tradisional milik bangsa sendiri. Untuk itu perlu cara teraendiri bagi anak muda untuk meneliti tempe atau minimal menyukai makanan yang mulai disukai penduduk luar negeri.

"Tujuannya bahwa tempe makanan yang sehat bahkan orang dunia mempelajari tempe. Sementara di negeri sendiri tidak begitu disukai. Kalo bagi anak muda mungkin ya kurang enak mungkin kita bikin enak dengan cara cara sendiri. Atau tempe bisa diekstrak menjadi bahan lain seperti minyak tempe mungkin," ujarnya.

Suwanto mengatakan jika tempe ini merupakan makanan yang sudah sangat lama ada di dunia. Tempe dahulu awalnya mungkin belum menggunakan kedelai namun dari kacang-kacangan seperti koro benguk. Dengan penelitian dari berbagai peneliti di International Conference on Tempe dapat mendorong peneliti di Indonesia tentang tempe.

"Kedelai itu kan diintroduksi dari China sementara kacang kacangan ini menjadi awal mula tempe. Awal dari nenek moyang tempe," ujarnya.

Sementara itu ketua panitia Wida Winarno mengatakan para peserta akan mendapatkan informasi dari para peneliti yang menjadi pembicara selama dua hari 16-17 Februari 2015.

Para peneliti akan mengungkapkan hasil penelitiannya mulai dari kandungan nutrisi teknologi hingga pengembangan ekonomi dari produk tempe. (Fathi Mahmud/Ars)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini