Sukses

Melanglang Buana ke Raja Ampat Melalui Film Dokumenter

The Guardians of Raja Ampat mengisahkan tentang keadaan yang terjadi di Raja Ampat.

Liputan6.com, Jakarta Pantulan cahaya matahari menembus air laut yang tenang berwarna biru. Tak jarang, cahaya pun menabrakan dirinya ke tebing palung penuh dengan tanaman hijau. Ya, mata tak henti-hentinya dimanjakan dengan kemegahan alam luar biasa yang dimiliki oleh Raja Ampat.

Untuk menikmati keindahan alam Raja Ampat, tidak sedikit tenaga yang harus Anda keluarkan seperti saat menyelami lautan tak jarang Anda harus memiliki tenaga ekstra untuk mengusir segerombolan ikan. Ya, perairan Raja Ampat diisi oleh lebih dari 1.720 jenis spesies ikan dan 600 hard coral. Hard coral yang terdapat di Raja Ampat mampu menggambarkan penampakan sebanyak 75 persen karang di seluruh belahan dunia.

Seperti yang dilansir dari Voices.nationalgeographic.com, Kamis (11/12/2014), kekayaan ini  lantas menjadi latar belakang sebuah film dokumenter berjudul `The Guardians of Raja Ampat` karya Shawn Heinrichs dan John Weller. Sebuah film yang mengisahkan tentang perilaku kurang beradab dari para `penjaga` Raja Ampat.

Di bawah hukum nasional, surga kecil Indonesia ini diakui sebagai wilayah kepemilikan oleh Hak Adat. Sekitar 132 desa di sekitaran Raja Ampat mempertahankan hak ekslusif dan tanggung jawab mereka terhadap pelestarian kekayaan alam.

Namun, sejak awal 1990-an, kesehatan kekayaan alam Raja Ampat mengalami kemunduran dengan cepat karena banyaknya para `penjaga` alias nelayan yang memancing dengan pengeboman, menggunakan racun, memburu penyu, bahkan mengambil sirip ikan hiu yang hidup. Hak Adat yang dimiliki oleh masyarakat sekitar diselewengkan.

Melihat kejadian kurang beradab ini, Shawn Heinrichs bersama dengan lembaga Conservation International Indonesia, USAID, dan Kementrian Kelautan dan Perikanan kemudian tergerak untuk melakukan upaya penyadaran masyarakat melalui sebuah film agar penyebaran lebih dapat tersalurkan.

Sebenarnya, sejak tahun 2007, segala pemandangan dan keanekaragaman hayati di surga kecil Indonesia ini merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kawe. Sementara Conservation International Indonesia dan LSM lainnya membantu masyarakat menegakkan dan memperkuat tradisi mereka sebagai upaya konservasi. Namun, upaya yang digalakkan masih belum tersebar luas dan tingkat kesadaran masih cukup rendah.

Shawn Heinrich, seorang pemenang penghargaan sinematografer di Emmy Award, dan John Weller seorang pembuat film berkolaborasi membuat film `penyelamatan` berjuta kekayaan alam yang dimiliki oleh Raja Ampat demi menjaga kelestarian senyuman anak-anak dan keberlangsungan budaya lokal di Raja Ampat.

Mari kita ikutserta dalam upaya pelestarian keindahan alam yang dimiliki Raja Ampat agar destinasi wisata Anda di Indonesia ini tetap terjaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini