Sukses

Buras, Makanan Khas Suku Bugis yang Wajib Ada Saat Hajatan

Buras, kuliner khas dari Palu yang wajib ada saat hari raya Lebaran.

Liputan6.com, Palu Di negara kita terdapat banyak suku, mulai dari suku Jawa, Sunda, Mandar, Makassar, Kaili, Bugis dan sejumlah suku-suku lainnya. Dari banyaknya suku itu, tentunya memiliki pelbagai makanan khas yang biasa disediakan jika acara-acara besar bersama keluarga tiba.

Itulah yang terlihat di rumpun orang-orang Suku Bugis asal Sulawesi Selatan di Palu. Mereka menggelar syukuran keluarga dengan menyediakan makanan khas sukunya. Makanan atau kuliner khas itu, bernama Buras atau yang mereka (orang-orang Suku Bugis,red) sering sebut Burasa.

Jika dilihat sepintas, Buras sangat mirip dengan kue basah khas Suku Jawa, Lemper. Namun, yang membedakan dua makanan itu dari bahan dasarnya.

Di mana, Buras terbuat dari beras, sedangkan Lemper terbuat dari beberapa bahan dasar. Mulai dari ubi, pisang, dan ketan. Hanya saja, yang memiripkan dua penganan itu karena sama-sama dibungkus oleh daun pisang sebagai kulitnya.

Buras sendiri, oleh sejumlah orang-orang Suku Bugis memakannya dengan beberapa campuran makanan lainnya. Seperti kari ayam, daging, dan telur. Tiga campuran makanan ini harus wajib disediakan menemani Buras saat hajatan keluarga digelar.

"Menjadi wajib, karena sudah sudah menjadi tradisi yang turun-menurun disediakan oleh orang-orang terdahulu kami di tanah kelahiran kampung Suku Bugis Sedenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Makanya, sampai saat ini kami sebagai anak dan cucu mengikutinya," kata Warga Suku Bugis, Marding, kepada Liputan6.com di Palu, Minggu (19/10/2014).

Selain dihajatan khusus keluarga, Buras ternyata juga harus wajib disediakan jika hari-hari besar keagamaan, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha tiba.

"Kalau mau mencari Buras, ya cuman di syukuran itu. Kalau bukan dihajakan khusus keluarga di hari lebaran saja," imbuh Marding.

Buras sebenarnya tidak jauh berbeda juga dengan olahan berbahan dasar beras lainnya, seperti halnya Ketupat. Apa lagi, Ketupat sudah menjadi tradisi juga yang harus disajikan saat hajatan khusus keluarga dan hari-hari besar keagamaan tiba. Bahkan, memakan Ketupat juga wajib dengan campuran kari ayam, daging, dan telur.

Akan tetapi, rasa Buras yang sangat berbeda dengan Ketupat. Karena Buras dimasak khusus dengan campuran santan. Makanya saat Buras dicicipi berasa gurih dan aromanya yang begitu khas.

Bahkan tidak hanya beda dirasa, bungkusan Ketupat yang berasal dari janur dan pandan juga menjadi pembeda dua makanan berkategori wajib itu.

"Bedanya juga Ketupat sangat mudah ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia. Sedangkan Buras, hanya bisa dipdatkan di daerah asalnya di Sulawesi Selatan dan Palu. Di Palu, karena sudah banyak orang-orang Bugis yang buat saja," kata Warga Suku Bugis lainnya, Sanariah.

Cara membuat Buras, ternyata juga tidak sulit. Karena bagi Anda yang ingin mencoba cukup menyediakan beberapa bahan. Seperti bahan utama beras yang disediakan sesuai keinginan, santan, daun salam, garam secukupnya, daun pisang muda untuk pembungkus, dan tali rafia untuk mengikat pembungkusnya.

Setelah semua bahan telah tersedia, barulah mulai untuk membuat dengan terlebih dulu mencuci beras hingga benar-benar bersih, kemudian tiriskan dan kukuslah setengah matang. Kemudian masak santan dan daun salam serta lumuri garam secukupnya hingga benar-benar mendidih.

Jika langkah itu telah dilakukan, lanjut dengan memasukan beras yang setengah matang tadi ke dalam santan. Tunggu hingga santannya meresap ke dalam beras kemudian angkat. Adonan untuk Buras siap dibungkus.

Setelah melakukan itu semua, siapkan daun pisang muda tadi dan ambil adonan Buras yang siap bungkus ke atas daun pisang yang telah dibentuk segi empat panjang (disarankan tiga bentukan dalam satu bungkusan) baru ikat menggunakan tali rafia agar kuat, kemudian kukus kembali hingga satu jam. Tunggu hingga benar-benar matang, Buras hasil buatan anda sendiri pasti sudah bisa dicicipi.  

Sedangkan untuk makanan campurannya, Anda bisa membuatnya sendiri dengan masing-masing resep yang Anda punyai. Bagaimana mudah kan, jika berminat silahkan untuk mencoba membuatnya. (Dio Pratama)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.