Sukses

Cerita Fesyen Lisa Daryono & Cecilia Yuda, The Goddess of Benten

Cecilia Yuda dan Lisa Darmono, pendiri label fesyen Benten, bercerita tentang kelahiran Benten & keberadaannya dalam dunia fesyen Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Tak cukup banyak duo desainer yang mencuat di antara sekian banyak desainer solo di dunia fesyen. Di taraf internasional, ada nama Domenico Dolce dan Stefano Gabbana yang mendirikan label Dolce & Gabbana. Label Juicy Couture juga didirikan oleh duo desainer, yakni Pamela Skaist-Levy dan Gela Nash-Taylor.

Di Indonesia ada Lisa Daryono dan Cecilia Yuda yang muncul dengan label Benten di tahun 2007. Berbeda dengan Juicy Couture yang kini meredup, Benten semakin bersinar. Membawa nama Indonesia bersama dengan Billy Tjong dan Sofie, Benten menampilkan koleksi tahun 2014 berjudul Laurel Wreath di Mercedes Benz Stylo Asia Fashion Week 2013.

Laurel Wreath adalah headpiece berbentuk rangkaian daun yang pada zaman romawi kuno digunakan oleh para kaisar. Beberapa karya dalam koleksi Laurel Wreath ini terpajang di manekin saat Liputan6.com berkunjung ke showroom Benten yang berlokasi di Pluit pada Rabu (13/8/2014).



Jika Anda googling tentang kata `Benten` itu sendiri, maka Anda akan sampai pada penjelasan tentang sosok Dewi Jepang yang berkaitan dengan segala sesuatu yang mengalir, seperti air, kata, musik, kecantikan, dan juga pengetahuan. Dalam kebudayaan Jepang, Benten termasuk dalam salah satu dari Seven Gods of Fortune.



Nama Benten tampaknya cukup tepat untuk menggambarkan sosok kedua desainer di balik label itu. Cecilia Yuda dan Lisa Daryono adalah duo desainer cantik yang kreatifitasnya mengalir dalam rupa rancangan-rancangan gaun pesta yang juga cantik. Bagaimana kedua the Goddess of Benten ini muncul dengan label fesyen yang kerap dikenakan oleh para selebriti ini?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita Tentang Benten

Cerita Tentang Benten

Just like a Goddess, kedua desainer ini ramah berbincang dengan liputan6.com. Duduk bersama dalam sebuah ruang yang di salah satu sisi dindingnya terdapat gambar wanita Jepang berkimono, Lisa dan Cecil memulai cerita tentang terbentuknya Benten.

Sudah berdiri selama 7 tahun, label Benten muncul pada tahun 2007. Semua bermula dari pertemanan Lisa dan Cecil saat berkuliah bisnis di Australia.

“Kami berdua memang punya kesamaan passion. Kami suka fesyen dan suka menggambar model pakaian,” ucap Lisa yang kala itu tampil kasual dengan kaos garis-garis.



Pada awalnya, duo ini hanya menawarkan desain-desain yang dibuat ke teman-teman. Melihat reaksi yang positif dari teman-teman, Lisa dan Cecil memutuskan untuk serius membangun bisnis fesyen.

Menurut Cecil, saat itu tidak terasa ada beban dalam berbisnis meski tahu tentang eksistensi desainer-desainer senior yang labelnya sudah established. “We had nothing to loose,” ucap Cecil dalam balutan busana moderen nan simple warna putih.

Meski tak mengambil sekolah khusus desain fesyen, Lisa dan Cecil yakin bahwa passion dan talent adalah modal utama untuk dapat sukses di bisnis ini. Pengetahuan desain fesyen didapat duo ini dengan cara learning by doing.

Berbagai sumber seperti buku, internet, atau juga praktik langsung menambah pengetahuan Cecil dan Lisa untuk merancang gaun-gaun pesta yang menjadi fokus dari label ini.

3 dari 4 halaman

Identitas Benten dan Dunia Fesyen Indonesia

Identitas Benten dan Dunia Fesyen Indonesia

Dijelaskan oleh Lisa dan Cecil bahwa sejak awal Benten menghadirkan feminitas sebagai identitas utama dari rancangan-rancangannya. Melalui racangan-rancangan tersebut Benten ingin menampilkan sosok wanita yang feminin, beautiful, confident, dan strong.


Adanya 2 otak kreatif di Benten tak menjadi problem dalam menghasilkan sebuah koleksi. Hal ini justru menjadi kekayaan Benten dalam menghadirkan rancangan-rancangan di bawah satu tema tertentu.


Mengenai hal ini, Cecil menjelaskan “Kami saling memberi kebebasan pada masing-masing dalam menginterpretasi satu tema. Agar desain masing-masing punya benang merah dengan tema yang dipilih, kami mendiskusikan elemen-elemen apa saja yang harus ada dalam rancangan-rancangan yang dibuat.”



Selama 7 tahun bergerak di dunia fesyen, kedua desainer ini sependapat bahwa dunia fesyen Indonesia adalah dunia yang tough. Lisa mengatakan bahwa saat Benten hadir belum banyak muncul desainer muda.

Semakin lama semakin banyak desainer-desainer muda muncul. Dalam menghadapi situasi dan kondisi dunia fesyen Indonesia yang demikian, Lisa dan Cecil berpendapat bahwa menghadirkan konsistensi identitas rancangan adalah hal yang sangat penting.



Dengan harapan agar Benten tetap kreatif dan konsisten, tetap eksis, dan karya-karanya tetap dihargai baik dari pasar dalam negri maupun luar negri, kedua desainer ini terus bergerak maju di dunia fesyen dengan merambah busana pesta anak.

Dari pengamatan tentang kondisi anak-anak masa kini, Lisa dan Cecil menyebut anak-anak masa kini sebagai adult-child, yakni anak-anak yang punya taste of fashion sendiri sebagaimana halnya orang dewasa. Label Cesa yang diluncurkan Cecil dan Lisa menghadirkan konsep sweet pea yang tetap match dengan Benten.

4 dari 4 halaman

Tips Busana Pesta dari Cecil dan Lisa

Tips Busana Pesta dari Cecil dan Lisa

Berbincang-bincang dengan desainer busana pesta, tak lengkap rasanya bila tidak bertanya tentang tips dalam memakai pakaian pesta. Dijelaskan oleh Lisa dan Cecil bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian busana pesta adalah kesesuaian busana dengan konsep acara.

Untuk garden party, gunakan busana pesta yang lebih ringan dan ringkas. Kalau pesta diadakan di pantai, gunakan pakaian yang flowy. Jika pesta diadakan pada malam hari, tampilkan suasana glam dengan pakaian bersentuhan kilau. Gunakan pakaian yang lebih tertutup untuk menghadiri pesta yang diadakan di tempat ibadah.

Selain konsep acara, menurut duo desainer ini, hal lain yang harus diperhatikan adalah padu padanan makeup dan aksesori. Gunakan makeup dan aksesori yang dapat memperkuat keindahan busana pesta. "Yang terpenting dari semuanya adalah kepercayaan diri karena dengan kepercayaan diri kita akan tampil lebih bersinar," jelas Lisa.



Bicara soal selera pakaian pesta masyarakat Indonesia, Lisa dan Cecil yang tinggal di Australia semasa kuliah mengatakan bahwa ada perbedaan yang jelas antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Australia.



Membandingkan kedua masyarakat itu, Cecil dan Lisa mengatakan bahwa masyarakat Australia lebih suka busana pesta yang simple dan permainan rancangannya ada di cutting serta jenis bahan. Sedangkan masyarakat Indonesia suka dengan rancangan yang memiliki banyak aksen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini