Sukses

Lukisan Indah yang Datang dari Hamparan Sawah di Jepang

Sawah di Jepang dapat dijadikan media lukis.

Liputan6.com, Jepang Lukisan indah ternyata tidak hanya dapat dibuat di atas kanvas saja. Namun, siapa yang menyangka ternyata sebuah lukisan indah pun dapat dibuat dari hamparan sawah.

Seperti yang dilansir dari Odditycentral, Rabu (23/7/2014), tak hanya untuk bercocok tanam, ternyata sawah dapat juga menjadi kanvas yang menghasilkan karya seni indah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gabungan Pertanian dengan Seni

Hal tersebut dapat dibuktikan jika Anda berkunjung ke Desa Inakadate dekat kota Hirosaki, perfektur Aomori, Jepang. Desa tersebut adalah salah satu yang berhasil menggabungkan pertanian dengan seni.

Selama ratusan tahun, bertani sudah jadi sumber penghidupan di Inakadate. Luas lahannya terbilang melimpah ruah untuk jumlah keluarga yang hanya 8 ribu orang yang mencakup setengah desa sendiri. Kesuburannya pun tinggi sehingga relatif lebih banyak panen dibanding kawasan pertanian lainnya.

3 dari 4 halaman

Menarik Minat Turis Asing

Pada awal 1990 ada arkeolog yang menemukan bahwa bibit beras di Inakadate sudah berusia lebih dari 2 ribu tahun. Mengetahui hal tersebut, warga setempat pun merayakannya dengan membuat seni lukis menggunakan padi yang ditanam sekaligus untuk menarik minat turis datang ke desa tersebut.

Sementara itu, pada 1993 juga dimulai mengadakan tur panen untuk turis yang ingin merasakan memanen beras secara tradisional.

Akhirnya untuk mempromosikan wisata tur panen itu dibuatlah kreasi menggambar di sawah belakang balai kota. Lalu seni tersebut kini menjadi tradisi dan tulang punggung ekonomi Inakadate.

4 dari 4 halaman

Pewarna Natural

Untuk membuat gambaran di area sawah, petani memadukan beberapa beras warna-warni dengan yang hijau. Tumbuhnya beras itu secara natural tanpa menggunakan pewarna buatan. Misalnya hijau menggunakan jenis Tsugaru Roman, Yukiasobi untuk putih lalu merah Beniasobi serta jenis kuno lainnya yang berwarna ungu dan kuning.

Dalam menghasilkan gambar yang sempurna pun dilakukan modifikasi pada beras yang ditanam secara manual. Desainnya pun harus dilihat dari ketinggian yang biasanya dilakukan dari puncak balai kota. Kerumitan juga bertambah karena desain tidak diulang dua kali yang bervariatif mulai dari selebriti dunia, anime hingga lukisan kuno.

Seni melukis di sawah ini diadakan setiap Juni hingga September tiap tahunnya. Kini sudah ada beberapa desa mengikuti jejak Inakadate dalam mengaplikasikan seni berusia 20 tahun itu. Popularitas seni unik ini menarik 200 ribu turis tiap tahun yang desainnya makin hari semakin rumit.

 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini