Sukses

Taman Kanak-kanak dari Kabin Pesawat Terbang yang Menyenangkan

Gari Chapidza seorang guru asal Rustavi, Georgia berhasil mengubah kabin sebuah pesawat terbang menjadi sebuah taman kanak-kanak.

Liputan6.com, Georgia Anda pasti akan tercengang jika melihat sebuah pesawat terbang yang terpakir di sebuah halaman rumah lengkap dengan anak-anak yang hilir mudik di dalam pesawat terbang tersebut.

Seperti yang dikutip dari Amusingplanet, Sabtu (7/6/2014), pemandangan tersebut memang terjadi di kota Rustavi, Georgia. Pasalnya Gari Chapidza yang berprofesi sebagai seorang guru berhasil mengubah kabin sebuah pesawat terbang menjadi sebuah taman kanak-kanak yang unik dan menyenangkan.

Gari membeli sebuah pesawat model Yakovlev Yak-42 dari maskapai penerbangan negeri itu, Georgia Airlines. Dia kemudian mengubah kabin pesawat tua yang masih berfungsi itu menjadi kelas-kelas lengkap dengan berbagai jenis permainan dan mainan anak-anak. Gari juga membiarkan semua peralatan di kokpit sehingga anak-anak bisa bermain di sana.

"Idenya adalah menciptakan sebuah taman kanak-kanak yang menyenangkan," kata Gari, pemimpin Insitut Hubungan Sosial Georgia-Ukraina, yang mengelola taman kanak-kanak itu.

"Terkadang anak-anak menghadapi kesulitan dalam beradaptasi di taman kanak-kanak, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Kami ingin membantu mereka dengan menciptakan lingkungan yang menyenangkan," dia menambahkan.

Sementara itu, di dalam kokpit terdapat sekitar 1.500 tombol yang bisa dimainkan sekitar 15 murid taman kanak-kanak itu. Mereka bahkan sering berimajinasi menjadi pilot yang membawa pesawat itu mengangkasa.

Konsep ini ternyata berhasil dan sangat menyenangkan bagi anak-anak. Buktinya, para murid sekolah ini justru enggan meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah.

"Anak-anak datang ke sekolah dengan gembira dan menangis saat jam pulang sekolah tiba. Mereka gembira di sini," kata Gari bangga.

Namun, biaya sekolah di taman kanak-kanak ini terbilang agak mahal. Sekolah ini menetapkan tarif 90 dollar AS atau hampir Rp 900.000 sebulan. Biaya ini dua kali lipat lebih mahal dari sekolah yang dikelola negara. (Ars)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini