Sukses

Kerlap-Kerlip Gua Waitomo yang Berasal dari Cacing Bercahaya

Gua Waitomo di Selandia Baru dapat mengeluarkan cahaya kerlap-kerlip yang cantik dan indah. Cahaya ini berasal dari cacing bercahaya.

Liputan6.com, Selandia Baru Pernahkah Anda membayangkan melihat cantiknya kerlap-kerlip cahaya ketika berada di dalam gua? Umumnya cahaya kerlap-kerlip dapat Anda saksikan ketika tengah memandang hamparan langit di malam hari, namun kini cantiknya kerlap-kerlip cahaya dapat juga Anda nikmati saat berkunjung ke gua berikut ini.

Seperti yang dilansir dari Amusingplanet, Rabu (21/5/2014), Anda dapat melihat cantiknya kerlap-kerlip cahaya di gua Waitomo yang terletak tepat di luar kota Waitomo di North Island Selandia Baru.

Cahaya kerlap-kerlip yang cantik nan indah yang dapat dilihat dalam gua tersebut berasal dari cacing-cacing bercahaya yang hidup di gua dan memiliki populasi yang cukup besar.

Sementara itu, cacing bercahaya atau Arachnocampa luminosa adalah mahluk kecil, yang menghasilkan cahaya biru-hijau dan ditemukan secara eksklusif di Selandia Baru.

Gua-gua Waitomo pertama kali dieksplorasi pada tahun 1887 oleh kepala suku Maori lokal, Tane Tinorau didampingi oleh surveyor Inggris Fred Mace.

Penduduk Maori lokal mengetahui keberadaan gua-gua tersebut, tapi gua-gua bawah tanah ini tidak pernah secara luas dieksplorasi sampai Fred dan Tane pergi untuk menyelidiki. Mereka pun kemudian membangun rakit batang dan rami dan dengan lilin di tangan, menelusuri gua yang dialiri oleh sungai bawah tanah.

Ketika mereka memasuki gua, mereka kagum dengan cahaya cacing-cacing di langit-langit gua yang berkelap-kelip. Saat mereka melakukan perjalanan lebih jauh ke dalam gua mereka juga takjub oleh formasi batu kapur di dalam gua.

Gembira pada penemuan mereka, mereka kembali berkali-kali untuk menjelajahi lebih lanjut dan saat Tane kembali sendirian kesana, dia menemukan menemukan pintu masuk ke gua yang lebih mudah diakses, dan yang sekarang tetap menjadi pintu masuk gua saat ini.

Pada 1889 Tane Tinorau telah membuka gua untuk para wisatawan. Tane Tinorau dan istrinya Huti, memandu para wisatawan dengan bayaran yang murah. Pada tahun 1906 administrasi gua diambil alih oleh pemerintah.
Lebih lanjut, saat ini Tane Tinorau dan Fred Mace menerima persentase dari pendapatan gua dan terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan gua. (Ars)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.