Sukses

Jimmy Affar Dinobatkan Sebagai Desainer Etnik Papua Pertama

Ikatan Perancang Indonesia akan menobatkan desainer batik Papua, Jimmy Affar (54) sebagai desainer etnik Papua.

Liputan6.com,Jayapura Ikatan Perancang Indonesia (IPI) akan menobatkan desainer batik Papua, Jimmy Affar (54) sebagai desainer etnik Papua.

Penobatan ini adalah untuk pertama kalinya bagi desainer di Papua yang akan disandingkan bersama dengan desainer nasional lainnya.

Menurut Jimmy Affar yang ditemui Liputan6.com di Galery Port Numbay miliknya, Senin (12/5/2014), pengukuhan dirinya akan berlangsung di Hamburg, Jerman 5 Juli 2014 pada ajang Parade Perancang Busana Indonesia.

Jimmy mengaku, alasan IPI mengukuhkan dirinya sebagai desainer etnik Papua berkat hasil karyanya selama 7 tahun di Bumi Cendrawasih. Menurut IPI, sebagaimana ditirukan oleh Jimmy, sejumlah karya yang telah dihasilkan sudah pantas disandingkan dengan desainer nasional lainnya, seperti Samuel Wattimena, Thomas Sigar, serta sejumlah desainer batik lainnya.

Selain itu, penobatan yang diberikan IPI kepadanya juga tak terlepas dari dorongan sejumlah pihak yang hingga saat ini masih menghargai batik asli Papua. Ironisnya, menurut Jimmy, keberpihakan pemerintah setempat kepada pembatik Papua belum dapat dirasakan. Hingga saat ini, Jimmy masih harus bergelut sendiri dengan industri batik pabrikan yang membanjiri Papua, khususnya di Jayapura.

"Saya dan beberapa pembatik Papua yang bisa dihitung dengan jari, terus berjuang untuk mewarisi corak batik asli Papua yang selalu bercerita dan memiliki makna bagi budaya dan adat istiadat setempat," katanya.

Pemerintah Papua yang saat ini ada, menurutnya, hanya sebatas membeli, memesan dan tidak memperdayakan warisan Papua. Pihaknya terus menerus diajak untuk mengikuti pameran, namun setelahnya, dia dan sejumlah pengrajin batik lainnya tak lagi dilirik.

“Paling tidak, pemerintah membuat peraturan daerah (Perda) tentang kearifan Papua, sebagai bentuk keberpihakan kepada UKM, misalnya dengan membatasi dan mencetak batik dari luar Papua," ungkap pemilik brand Batik Port Numbay ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.