Sukses

Jejak Tamut, si Penyanyi Wanita Mesir Kuno yang Memakai Wig

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tamut adalah seorang wanita berambut pendek. Hal ini berbeda dengan apa yang dilukis di peti matinya.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi canggih membawa masyarakat pada hal-hal yang sebelumnya tak terbayangkan termasuk mengungkap bagaimana kondisi seseorang di zaman mesir kuno yang kini sudah menjadi mumi.

 

Sebagaimana dilansir dari telegraph.co.uk yang dikutip Jumat (11/4/2014), dengan menggunakan CT Scanner canggih yang dapat memproduksi data resolusi tinggi, mumi dapat di proyeksi menjadi gambar tiga dimensi melalui sebuah software yang digunakan untuk membuat mobil.

 

Dr Daniel Antoine, Kurator dari Physical Anthropology mengatakan, “Yang kini dapat kita lakukan adalah membangun model tiga dimensi dari mumi-mumi dan melihat mereka dengan sangat jelas dan detill”.
 

Ada 8 mumi yang dipindai oleh British Museum. Salah satu mumi tersebut bernama Tamut. Melalui hasi penelitian dengan menggunakan alat-alat canggih tersebut dapat diperkirakan bahwa Tamut berusia sekitar 30 sampai 40 tahun.

 

Proses pemindaian tersebut dilakukan di Royal Brompton Hospital London. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tamut adalah seorang wanita berambut pendek. Hal ini berbeda dengan apa yang dilukis di peti matinya. Di peti mati digambarkan bahwa Tamut yang diperkirakan hidup pada 900 sebelum masehi ini memiliki rambut panjang.

 

Hasil penelitian yang mengungkap bahwa arterinya tak sehat membawa pada sebuah kemungkinan bahwa kematian Tamut diakibatkan oleh stroke atau serangan jantung. Diketahui juga melalui penelitian ini bahwa organ-organ Tamut telah diambil. Organ-organ tersebut ditempatkan dalam sebuah ruangan bersama dengan figur-gigur dewa yang terbuat dari beeswax.

 

Melihat kemajuan teknologi untuk mengungkap sejarah ini, Direktur British Museum Neil Mac Gregor yakin bahwa dalam 5 tahun ke depan, kita bahkan dapat mendengar bagaimana Tamut bernyanyi. Informasi tambahan mengenai Tamut diberikan oleh kurator arkeologi Mesir, Dr John Taylor yang membaca hieroglyph di peti mati tamut.

 

Tamut adalah penyanyi di kuil Luxor. “Wanita ini melantunkan kidung pujian kepada Dewa. Sebagai seseorang dari kelas yang tinggi, ia mungkin mengenakan wig. Ada beberapa talisman yang dikenakannya. Dengan teknologi yang canggih kini benda-benda yang tak bisa dilihat dengan jelas itu bahkan dapat diketahui bahan pembuatnya,” jelas Dr John Taylor.

 

British Museum di London akan menghadirkan pameran berjudul “Ancient Lives, New Discoveries” pada 22 Mei 2014 sampai 30 November 2014. Pameran ini akan mengeksplorasi kematian, praktik pemakaman mumi-mumi dan kehidupan orang-orang tersebut mulai dari makanan, minuman, pengobatan sampai musik yang dinikmati.

 

“Museum belum pernah membuka mumi untuk sekian lama. Kami tak ingin mengganggu mereka. Mereka adalah manusia yang dulu pernah hidup. Cara menginvestigasi mumi adalah dengan melihat apa yang ada di balik perban itu dengan sangat hati-hati,” ucap Neil Mac Gregor, Direktur British Museum.

 

British Museum pertama kali menerima koleksi mumi pada tahun 1756 dan selama 200 tahun mumi-mumi tersebut tak pernah dibuka. Mumi-mumi tersebut dipindai dengan x-ray sejak tahun 1960 dan dengan CT scanner sejak tahun 1990.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.